Wakaf SMP Islam Ibnu Umar

Belajar Bahasa Arab dengan Kitab Al-Muqoddimah Al-Ajurumiyah 04

 


Belajar Bahasa Arab dengan Kitab Al-Muqoddimah Al-Ajurumiyah 04

CIRI-CIRI FIIL DAN HURUF


والفعلُ يُعرَفُ بقد، والسِّين، وسَوف،وتاء التأنيث الساكنة.
والحرفُ ما لا يَصلُحُ معه دليلُ الاسم ولا دليل الفعل.

Fiil dikenali dengan (قَدْ), (سَ), (سَوْفَ) dan ta’ ta’nits sakinah.

Huruf dikenali manakala tanda isim dan fiil tidak tepat untuknya.

Penjelasan:

Fiil dibedakan dari isim dan huruf dengan 4 tanda. Jika didapati salah satu tanda saja, maka kata tersebut adalah fiil. Keempat tanda fiil tersebut adalah (قَدْ), (سَ), (سَوْفَ) dan ta’ ta’nits sakinah.

1. Makna (قد)

Kata (قد) bisa masuk pada fiil madhi dan fiil mudhari. Jika masuk pada fiil madhi, maka (قد) memiliki makna “sungguh” (التَّحْقِيْقُ) dan “hampir” (التَّقْرِيْبُ).

misal:

قَدْ أَفْلَحَ المُؤْمِنُوْنَ

"Sungguh beruntung orang-orang beriman."

قَدْ قَامَتْ الصَّلاَةُ

"Sholat hampir ditegakkan."

Jika masuk pada fiil mudhari’, maka (قد) memiliki makna “jarang” (التَّقْلِيْلُ) dan “sering” (التَّحْقِيْقُ).

misal:

قَدْ يَصْدُقُ الْكَذُوْبُ

"Jarang sekali pendusta berbicara jujur."

قَدْ يَنَالُ الْمُجْتَهِدُ بُغْيَتَهُ

"Seringkali orang yang rajin bisa mencapai cita-citanya."

2. Makna (سَ) dan (سَوْفَ)

Kata (س) dan (سوف) hanya masuk pada fiil mudhari saja. Keduanya bermakna “akan”, namun kata (س) memiliki tempo lebih sedikit daripada kata (سوف).

misal:

سَيَقُوْلُ السُّفَهَاءُ مِنَ النَّاسِ

"Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata." (Al Baqarah: 142)

وَ لَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضَى

"Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas." (Adh Dhuha: 5)


Ta’ Ta’nits Sakinah

Ta’ ta’nits sakinah hanya masuk pada fiil madhi. Ta’ ta’nits sakinah adalah ta’ sukun yang menunjukkan bahwa isim yang menjadi sandaran kata kerja adalah muannats (perempuan) baik berperan sebagai pelaku (fail) atau naibul fail.

misal:

قَالَتْ عَائِشَةُ أُمُّ الْمُؤْمِنِيْنَ

"Aisyah ummul mukminin berkata."

فُرِشَتْ دَارُنَا بِالْبُسْطِ

"Rumah kami diperluas."

Dalam beberapa kalimat, ta’ ini tidak sukun akan tetapi berharakat karena untuk menghindari bertemunya dua sukun, misal;

وَقَالَتِ اخْرُجْ عَلَيْهِنَّ

"kemudian dia (Zulaikha) berkata (kepada Yusuf): “Keluarlah (nampakkanlah dirimu) kepada mereka." (Yusuf: 31)


Tanda Fiil Amr

Tanda fiil amr tidak disebutkan dalam matan di atas. Di antara tanda fiil amr adalah kandungan makna perintah dan bisa disambung dengan ya’ mukhathabah dan nun taukid. Ya’ mukhathabah adalah ya’ yang melekat pada akhir fiil mudhari’ untuk menunjukkan bahwa obyek yang menerima perintah adalah perempuan tunggal. Sedangkan nun taukid adalah nun yang melekat di akhir fiil yang menguatkan makna berarti “sungguh”.

Misal:

اُكْتُبْ

"Tulislah (memiliki makna perintah)"

اُكْتُبِيْ

"Tulislah (diakhiri ya’ mukhathabah, menunjukkan obyek perintah adalah wanita tunggal)"

اُكْتُبَنَّ

"Sungguh tulislah (diakhiri dengan nun taukid untuk menguatkan makna)"


Ciri Huruf

Huruf bisa dikenali manakala tanda-tanda isim dan fiil tidak tepat masuk pada huruf. Di antara huruf adalah (مِنْ), (هَلْ) dan (لَمْ). Ketiga kata tersebut tidak bisa ditambahi alif lam sehingga menjadi (اَلْمِنْ). Ketiganya juga tidak bisa ditanwin menjadi (مِنٌ) yang merupakan tanda isim. Ketiganya tidak bisa digandengan dengan (سَ), (سَوْفَ) atau (قَدْ) yang merupakan tanda fiil.

*******

Diringkas dari Kitab At Tuhfah As Saniyah Syaikh Muhyidin Abdul Hamid

Penulis: Ustadz Abu Ahmad Eko Haryono, S.T., M.Eng

Yogyakarta, 22 April 2016

Artikel: www.ibnuumar.or.id

Posting Komentar

0 Komentar