Wakaf SMP Islam Ibnu Umar

Benarkah Cuaca Tidak Teratur Tanda Kiamat

 


Benarkah Cuaca Tidak Teratur Tanda Kiamat

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum ustadz, saya ingin bertanya, apakah cuaca yang tidak teratur merupakan tanda qiyamah, seperti hujan terus-menerus, badai?

(Husain di Jakarta)

Jawaban:

Wa’alaikumussalam warahmatullah.

Bisa jadi fenomena alam yang menelan kurban, sebagai bentuk peringatan dari Allah.
Allah hancurkan kaum nuh dengan banjir bandang. (QS. Hud: 36-44).

Allah juga hancurkan kaum hud dengan angin yang berhembus dengan sangat kencang. (QS. Al-Qomar: 18-20).

Allah hancurkan kaum tsamud dengan suara halilintar yang sangat keras. (QS. Hud 66-68)

Dan lain sebagainya.

Sedangkan berkenaan perubahan cuaca yang ekstrim merupakan tanda qiyamah atau bukan, dalam hadits disebutkan bahwa salah satu tanda hari qiyamah adalah tanah arab yang gersang akan berubah menjadi tanah yang subur dipenuhi dengan hijaunya tanaman dan pepohonan serta sungai-sungai yang banyak.

Rasulullah shallallahu ’alaihi wassallam bersabda:

(( ولا تقوم الساعة حتى تعود أرض العرب مروجاً وأنهاراً ))

"Tidak akan terjadi hari qiyamah hingga bumi arab menjadi subur dan banyak terdapat sungai-sungai". (HR. Muslim)

Info yang kita dapatkan bahwa berubahnya tanah arab dari gersang menjadi subur dan terdapat banyak sungai, karena terjadinya pergeseran angin yang membawa salju ke arah semenanjung arab, hingga di arab turun hujan salju dan air, yang menjadi komponen utama tanah menjadi subur.

Dan peristiwa ini juga sudah mulai terjadi di beberapa waktu yang lalu di jaziratul arab.

Syaikh Sudais juga mengatakan, "Fenomena ini adalah salah satu tanda hari qiyamah".

Apakah terjadinya pergeseran tersebut juga mempengaruhi cuaca atau perubahan musim secara global (termasuk di Indonesia) atau tidak, Allahu a’lam (mungkin ahli ilmu bumi yang bisa menjelaskan hal ini).

Kalau ternyata perubahan itu mempengaruhi cuaca/musim secara global, maka bisa dibenarkan bahwa perubahan cuaca yang terjadi sekarang ini merupakan tanda hari qiyamah.

Allahu a’lam bishshowab.

Dijawab oleh: Ustadz Abu Abdirrahman Musthofa Ahmada, Lc., MA.

Artikel: www.ibnuumar.or.id

Posting Komentar

0 Komentar