Wakaf SMP Islam Ibnu Umar

Belajar Bahasa Arab dengan Kitab Al-Muqoddimah Al-Ajurumiyah 01

 


Belajar Bahasa Arab dengan Kitab Al-Muqoddimah Al-Ajurumiyah 01

PENGANTAR NAHWU


Secara etimologi, nahwu bermakna arah dan seperti.

ذَهَبْتُ نَحْوَ فُلاَنٍ

"Saya pergi ke arah Fulan."

مُحَمَّدٌ نَحْوُ عَلِيٍّ

"Muhammad seperti Ali."

Secara terminologi, nahwu adalah ilmu yang membahas kaidah untuk mengetahui hukum akhir kata arab dalam kalimat.

Obyek pembahasan nahwu adalah kata arab ditinjau dari kedudukannya dalam kalimat. Target belajar nahwu adalah menjaga lisan dari kesalahan ketika berbicara bahasa arab, mempermudah memahami Al Qur'an dan Hadits Nabi dengan pemahaman yang benar.

Pencetus pertama kali ilmu nahwu, menurut pendapat yang masyhur adalah Abu Al Aswad Ad Duali atas perintah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu. Hukum belajar nahwu adalah fardu kifayah, akan tetapi terkadang bisa menjadi fardu ain bagi seseorang.

بسم الله الرحمن الرحيم

"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."

Penulis kitab ini adalah Abu Abdillah bin Muhammad bin Dawud Ash Shanhaji. Beliau dikenal dengan Ibnu Ajurrum. Beliau lahir pada tahun 672 H dan wafat pada tahun 723 H. 

Penulis mengatakan:

——————————

الكلامُ : هو اللفظُ المُرَكَّبُ المُفيدُ بالوَضْع

"Kalam adalah lafal yang terdiri dari beberapa kata (murakkab) dan memberikan pengertian yang sempurna (mufid) serta digunakan orang Arab."

——————————

Penjelasan:

Secara etimologi, kalam adalah ungkapan yang memberikan pengertian sempurna, baik berupa lafal, tulisan, isyarat dan sebagainya.

Secara terminologi, kalam adalah lafal yang terdiri dari beberapa kata (murakkab) dan memberikan pengertian yang sempurna (mufid) serta digunakan orang Arab. Jadi kalam harus memenuhi empat hal yaitu lafal, murakkab, mufid dan digunakan orang Arab.

Lafal adalah suara yang terdiri-dari beberapa huruf hijaiyah. Adapun isyarat, menurut ulama nahwu tidak termasuk kalam, meskipun bisa dipahami lawan bicara. Demikian itu karena isyarat tidak berupa suara yang terdiri-dari huruf hijaiyah.

Murakkab adalah terdiri dari dua kata atau lebih. Murakkab ada dua macam, murakkab hakiki dan murakkab taqdiri. Murakkab hakiki misalnya:

اَلْعِلْمُ نَافِعٌ

"Ilmu itu bermanfaat."

Sedangkan murakkab taqdiri misalnya, jika kita ditanya;

مَنْ أَخُوْكَ

"Siapa saudaramu?"

Kemudian kita jawab; مُحَمَّدٌ

Kata muhammad meskipun hanya terdiri dari satu kata, akan tetapi disebut kalam karena maksud lengkap jawaban kita adalah;

مُحَمَّدٌ أَخِيْ

"Muhammad saudaraku."

Makna mufid (kalimat sempurna) adalah manakala pembicara selesai bicara, maka lawan bicara tidak menunggu kata lanjutannya. Jika dikatakan;

إِذَا حَضَرَ اﻷُسْتَاذُ

"Jika ustad hadir.."

Kalimat tersebut bukanlah kalam karena tidak mufid meskipun berupa lafal dan terdiri-dari beberapa kata arab. Lawan bicara masih menunggu kelanjutan dari rentetan kata tersebut yaitu apa yang terjadi dengan kehadiran ustadz tersebut sehingga bisa dipahami dengan sempurna. Jika kalimat tersebut dilengkapi sebagai berikut, maka jadilah kalam.

إِذَا حَضَرَ اﻷُسْتَاذُ أَنْصَتَ التَّلاَمِيْذُ

"Jika ustadz hadir maka para siswa diam."

*******

Diringkas dari Kitab At Tuhfah As Saniyah syaikh Muhyidin Abdul Hamid

Penulis: Ustadz Abu Ahmad Eko Haryono, S.T., M.Eng.

Yogyakarta, 14 April 2016

Artikel: www.ibnuumar.or.id

Posting Komentar

0 Komentar