Wakaf SMP Islam Ibnu Umar

Belajar Bahasa Arab dengan Kitab Al-Muqoddimah Al-Ajurumiyah 03

 


Belajar Bahasa Arab Dengan Kitab Al-Muqoddimah Al-Ajurumiyah 003

CIRI-CIRI ISIM

فالاسم يُعرَفُ بالخَفضِ، والتنوينِ ،ودخولِ الألف واللام، وحروفِ الخَفضِ وهي: مِن، واِلى ،وعَن، وعلى، وفِي ، ورُبَّ، والباءُ، والكافُ، واللامُ، وحروفِ القَسَم وهي:الواو، والباء، والتاء.

Isim dikenali dengan khafdh, tanwin, masuknya alim lam dan huruf khafdh. Huruf khafdh adalah (مِنْ), (إلي), (عَنْ), (عَلَى), (فِيْ), (رُبَّ), (بِ), (كَ) dan (لِ), huruf qosam adalah (وَ)(بِ) dan (تَ).

Penjelasan:

Isim memiliki beberapa ciri yang membedakannya dengan kata yang lain. Di antara tanda-tanda tersebut adalah; khafdh, tanwin, alif lam dan masuknya huruf jar.

Khafdh secara etimologi adalah rendah. Sedangkan secara terminologi adalah suatu ungkapan dari kasroh atau penggantinya yang timbul karena adanya suatu amil (faktor). 

Misal harokat kasroh yang berada pada kata: (بِكْرٍ), (عَمْرٍو) pada kalimat berikut;

مَرَرْتُ بِبَكْرٍ

"Saya bertemu dengan Bakr."

َهَذَا كِتَابُ عَمْرٍو

"Ini buku Amr."

Kedua kata tersebut Bakr dan Amr adalah isim karena keduanya berharokat kasroh pada akhirnya.

Tanda kedua dari isim adalah tanwin. Tanwin secara etimologi adalah berkicau, seperti dalam kalimat berikut;

نَوَّنَ الطَّائِرُ

"Burung itu berkicau."

Secara terminologi, tanwin adalah nun sukun yang dilafalkan mengikuti akhir kata akan tetapi tidak ditulis karena sudah cukup dengan mengulangi harakat ketika menulis.

Kata (مُحَمَّدٍ), (كِتَابٍ), (اِيْهٍ), (مُسْلِمَاتٍ) dan (سَاعَتَئِذٍ) semuanya adalah isim karena adanya tanwin di akhir katanya.

Tanda isim ketiga adalah masuknya alif lam. Misal: (الرَّجُلُ), (اَلْغُلاَمُ), (اَلْفَرَسُ), (اَلْبَيْتُ) dan (اَلْمَدْرَسَةُ). Semua kata tersebut adalah isim karena dimasuki alif lam di awal katanya.

Tanda isim keempat adalah masuknya huruf khafdh. Misalnya pada kalimat berikut;

ذَهَبْتُ مِنَ الْبَيْتِ اِلَي الْمَدْرَسَةِ

"Saya pergi dari rumah menuju sekolah."

Kata (البيت) dan (المدرسة) adalah isim karena didahului dengan huruf khafdh yaitu (من) dan (الي).

Huruf Jar


Di antara huruf jar adalah (مِنْ), (إلي), (عَنْ), (عَلَى), (فِيْ), (رُبَّ), (بِ), (كَ) dan (لِ).

سَافَرْتُ مِنَ القَاهِرَةِ

"Saya bepergian dari Mesir." (من bermakna dari (اﻹبتداء))

سَافَرْتُ اِلَى اﻹِسْكَنْدَرِيَةِ

"Saya bepergian menuju Iskandariyah." (الى bermakna tujuan (اﻹنتهاء))

رَمَيْتُ السَّهْمَ عَنِ الْقَوْسِ

"Saya melempar panah dari busur." (عن bermakna melewati (المجاوزة))

صَعِدْتُ عَلَى الْجَبَلِ

"Saya naik di atas gunung." (على bermakna di atas (اﻹستعلاء))

اَلْمَاءُ فِيْ الْكُوْزِ

"Air di dalam gelas." (في bermakna di dalam (الظرفية))

رُبَّ رَجُلٍ كَرِيْمٍ قَابَلَنِي

"Sedikit sekali lelaki mulia yang kutemui." (رب bermakna sedikit (التقليل))

مَرَرْتُ بِالْوَادِي

"Aku bertemu lembah." (ب bermakna (التعدية) artinya menjadikan kata kerjanya membutuhkan obyek)

لَيْلَى كَالْبَدْرِ

"Laila seperti bulan purnama." ( ل bermakna seperti (التشبيه))

اَلْمَالُ لِمُحَمَّدٍ

"Harta itu milik muhammad." ( ل bermakna milik (الملك))

البَابُ لِلدَّارِ

"Pintu itu khusus untuk rumah itu." ( ل bermakna khusus (اﻹختصاص))

اَلْحَمْدُ ِللهِ

"Segala puji adalah hak Allah." ( bermakna hak (اﻹستحقاق))


Huruf Qosam

Huruf qosam juga termasuk huruf khafdh. Huruf qosam meliputi; (وَ), (بِ) dan (تَ). Huruf qosam digunakan untuk menyatakan sumpah diartikan dengan DEMI.

Huruf qosam (وَ) hanya masuk pada isim dhahir, misalnya;

وَ اللهِ

"Demi Allah."

وَ الطُّوْرِ

"Demi gunung (Sinai)."

وَ كِتَابِ مَسْطُوْرٍ

"Demi kitab yang ditulis."

وَ التِّيْنِ وَ الزَّيْتُوْنِ

"Demi buah tin dan zaitun."

Huruf qosam (بِ) bisa masuk pada isim dhahir dan isim dhamir, misalnya;

بِاللهِ َﻷَجْتَهِدَنَّ

"Demi Allah, saya akan bersungguh-sungguh."

بِكَ َﻷَضْرِبَنَّ الْكَسُوْلَ

"Demi Engkau (Allah), Aku akan memukul orang yang malas."

Huruf qosam (تَ) hanya masuk pada kata Allah

تَاللهِ َﻷَكِيْدَنَّ أَصْنَامَكُمْ

"Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu."

*******

Diringkas dari Kitab At Tuhfah As Saniyah syaikh Muhyidin Abdul Hamid

Penulis: Ustadz Abu Ahmad Eko Haryono, S.T., M.Eng.

Yogyakarta, 19 April 2016

Artikel: www.ibnuumar.or.id

Posting Komentar

0 Komentar